Berdasarkan rancangan aksi nyata
yang telah dibuat sebelumnya, maka berikut ini portofolio aksi nyata modul
3.1.a.10 yang telah selesai saya susun.
Peristiwa (Fact)
Latar Belakang
Pelaksanaan pembelajaran tatap
muka terbatas (PTMT) yang masih dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kragilan masih
menemui beberapa kendala, diantaranya kehadiran peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran di kelas. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran daring yang masih
terlalu lama sehingga siswa memiliki kelonggaran dalam pembelajaran. Guru dalam
memberikan pembelajaran mengalami kesulitan karena rendahnya semangat dan
pengetahuan siswa mengenai materi pembelajaran. Keadaan tersebut berpengaruh pula
pada tingkat kepercayaan diri siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas,
sehingga menjadi salah satu alasan untuk tidak masuk sekolah. Selain itu,
tingkat pendidikan karakter siswa yang mulai bergeser semenjak adanya
pembelajaran daring, sehingga berdampak pada sikap dan perilaku selama berada
di sekolah ketika berinteraksi dengan siswa lain atau guru.
Alasan Melaksanakan Aksi
Berdasarkan latar belakang
peristiwa di atas, jika diidentifikasi maka merupakan dilema etika, sekolah
harus memiliki pilihan dalam menangani siswa yang mengalami keadaan tersebut
akibat terlalu lamanya pembelajaran daring, agar tidak terjadi learning loss.
Alasan melaksanakan aksi nyata ini karena adanya learning loss yang terjadi
pada siswa salah satunya dalam bentuk penurunan capaian belajar siswa. Selain
itu pelaksanaan pembelajaran daring berdampak pada menurunnya tingkat percaya
diri dan karakter siswa sehingga dengan keadaan tersebut CGP melaksanakan aksi
nyata dalam mendampingi siswa agar terentaskan dari masalahnya. Sehingga
diperlukan kemampuan dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam penanganan
siswa yang mengalami keadaan tersebut.
Hasil Aksi Nyata
Hasil aksi nyata yang telah
diterapkan oleh CGP yaitu adanya kesadaran diri yang dimiliki oleh siswa
terhadap masalah yang dialaminya, sehingga CGP membuat sebuah keputusan bahwa
siswa yang mengalami hal tersebut masih dapat mengikuti pembelajaran di sekolah
dengan pantauan dan dukungan dari guru serta siswa agar siswa yang mengalami
masalah tersebut memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Guru dalam
memberikan pembelajaran harus memiliki inovasi agar siswa merasa tertarik
mengikuti pembelajaran yang diberikan. Dukungan dari kepala sekolah dalam
menangani siswa yang memiliki masalah rendahnya motivasi belajar merupakan hal
yang sangat positif sehingga pengambilan keputusan yang diberikan tepat dalam
menangani dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Perasaan (Feelings)
Setelah melaksanakan aksi nyata
modul 3.1.a.10 mengenai Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran,
saya awalnya merasa kesulitan, karena siswa yang saya berikan layanan
pendampingan sangat sulit ditemui, sehingga diperlukan home visit untuk
bertemu dengan orang tua siswa. Dengan adanya kolaborasi antara guru BK, Wali
kelas dan orang tua siswa maka permasalahan yang dialami oleh siswa dapat
ditemukan jalan keluarnya. Sehingga saya merasa bahagia, karena dapat membantu
menyadarkan siswa akan pentingnya belajar agar tidak terjadi learning loss, hal
ini merupakan suatu tindakan pengambilan keputusan yang positif sebagai
pemimpin pembelajaran agar siswa terus belajar menyelesaikan pendidikannya di
tingkat SMA.
Pembelajaran (Findings)
Permasalahan pada setiap individu
itu berbeda-beda, sehingga perlu adanya pemahaman dalam masalah yang dialami
sehingga pengambilan keputusan yang akan kita lakukan berdampak positif.
Pembelajaran yang dapat dilaksanakan setiap mengahdapi sebuah dilema etika atau
bujukan moral. Perlu adanya kolaborasi dan kerjasama pada semua pihak dalam
menghadapi dilema, sehingga kita sebagai pemimpin pembelajaran dalam
pengambilan keputusan akan mempertimbangkan hal-hal positif dan negatif yang
berdampak pada perkembangan sekolah maupun siswa khususnya dalam pembelajaran.
Perubahan (Future)
Kemampuan dalam pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan perubahan nyata yang ada
dalam diri saya sebagai calon guru penggerak (CGP), maka saya akan selalu
menerapkan kolaborasi dan kerjasama pada warga sekolah untuk menentuan sebuah
pengambilan keputusan yang tepat dan berdampak positif. Selain itu, adanya
motivasi dan optimis yang meningkat terkait kompetensi diri dalam pengambilan
keputusan. Perubahan lainnya yaitu, semakin meningkatnya dukungan dan
kepercayaan dari sekolah dalam menghadapi penanganan permasalahan atau dilema
etika yang telah CGP tangani, sehingga meningkatkan motivasi dan semangat
menjadi agen perubahan sebagai pemimpin pembelajaran.
Demikian portofolio aksi nyata
modul 3.1.a.10 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran yang telah
CGP susun. Harapan saya dengan langkah-langkah pengambilan keputusan yang saya
laksanakan dapat menjadi acuan dalam mengahadapi dilema etika dan bujukan moral
yang terjadi di sekolah.